Rumahku

Kamis, 11 November 2010

Mengantisipasi perubahan iklim dengan pilihan varietas yang cocok.

Alam sejatinya memang menyimpan misteri yang sulit ditebak. Cuaca, musim, dan iklim menjadi hal sulit untuk diprediksi. Jatah masuk ke musim kemarau, nyatanya hujan deras masih mengguyur di sebagian wilayah. Selain itu, bulan kering pun tahun ini diyakini akan berlangsung lebih panjang dari biasanya.
Salah satu jalan menyiasati kondisi tersebut adalah dari sisi pemilihan varietas benih. Para produsen benih, baik dari pemerintah maupun swasta, kini berlomba menciptakan benih unggul. Tapi bagi pelaku usaha, jenis dan tipe benih apa yang kiranya tahan kondisi iklim seperti sekarang? Dan yang tak kalah paling penting, di lokasi mana saja benih itu mampu tumbuh optimal?
Umur Pendek
kondisi iklim seperti sekarang sedikit banyak mengancam produksi padi. Terutama pada areal penanaman sawah dan sawah tadah hujan. “Sebagian besar produksi beras dari areal sawah dan sawah tadah hujan. Lahan kering tak terlalu mengkhawatirkan,”
Untuk menghindari puso, ada lima faktor yang wajib diperhatikan petani sebelum menanam. Pertama adalah pemilihan varietas dan penggunaan benih berkualitas. Lalu, memperhatikan kesesuaian benih dengan kondisi wilayahnya. Terakhir, teknologi budidaya dan kemampuan petani dalam mengadopsi teknologi tersebut.
Dirjen Tanaman Pangan, Kementan, menyarankan, pelaku usaha memilih varietas berumur pendek alias genjah. Menurutnya, padi jenis ini cocok dikembangkan pada lahan tadah hujan. Selain dapat mengantisipasi perubahan iklim, varietas genjah juga akan menambah jumlah siklus tanam petani. Alhasil, produksi beras akan berbalik meningkat. 
“Di areal tadah hujan biasanya petani menanam sekali. Kalau pakai padi umur pendek, bisa dua kali tanam. Sedangkan lahan sawah yang tiga kali tanam, jadi bisa tanam empat kali setahun,”  selain berumur genjah, varietas padi yang dipilih juga mesti tahan hama. Pasalnya, dalam kondisi pancaroba dan musim kemarau yang sebentar lagi tiba, hama macam wereng sangat merajarela.
Varietas Unggul Baru
Setidaknya sudah berhasil menghasilkan 13 varietas Unggul Baru (VUB) jenis Inpari. Selain berumur genjah dan toleran kekeringan, Inpari juga relatif tahan serangan hama. Malahan Inpari 11, 12 dan 13, berumur sangat genjah, yaitu hanya 96 hari. “Inpari itu cespleng. Standar rasa nasinya Ciherang. Umurnya pendek tapi produktivitas tinggi,” 
mengenai deskripsi Inpari. Varietas Inpari 1 misalnya, berumur tanam 108 hari dengan produksi 7,32 ton  GKG per ha. Varietas ini tahan wereng cokelat biotipe 2 dan agak tahan terhadap wereng cokelat biotipe 3. Tekstur nasinya pulen dan cocok ditanam pada lahan sawah dataran rendah sampai ketinggian 500 m dpl.
Inpari 3, umurnya 110 hari dengan hasil panen 6 ton per ha. Tekstur nasinya sedang dan agak tahan terhadap wereng batang cokelat biotipe 1,2, tapi agak rentan terhadap biotipe 3. Inpari 3 cocok pada lahan irigasi dengan ketinggian maksimal 600 m dpl.
Sedangkan daerah kering dan tadah hujan, petani bisa memilih pagi gogo alias Inpago. Varietas Inpago generasi terbaru malah bersifat amfibi. Artinya, dirakit bagi lahan kering, tapi dapat juga ditanam di sawah. “Hasil panennya sampai 6 ton. Biasanya ‘kan padi gogo hanya 3 ton. Berarti ini dahsyat ‘kan,” 
Beberapa varietas padi gogo unggul yang telah dilepas, misalnya Situ Patenggang, Batu Tegi, Situ Bagendit, dan Limboto. Masing-masing memiliki keunggulan tersendiri. Situ Patenggang dengan rasa nasi sedang, memiliki potensi panen 6 ton per ha. Situ Bagendit, rasa nasinya pulen sama seperti Batu Tegi. “Hasil penemuan BB Padi.
Hibrida dan GMO
Selain memproduksi VUB, juga tengah menggenjot pengembangan benih hibrida. Setidaknya ada 5 varietas hibrida keluaran SHS, yaitu  SL8 SHS, WM4SHS, WM1SHS, BOS1SHS, dan DG1SHS. Ia mengakui, sampai kini tingkat penggunaan hibrida di kalangan petani Indonesia terbilang rendah. Berdasar perhitungannya, ketersediaan benih hibrida tak lebih dari 5% dari sekitar 320 ribu ton kebutuhan benih nasional per tahun. Padahal hibrida digadangkan mampu memberikan panen 30% lebih banyak ketimbang nonhibrida. “Kami berupaya terus memperbaiki produk, termasuk memperbaiki ketahanan hibrida terhadap serangan hama penyakit,” 
penggunaan benih hibrida nasional bisa mencapai 10% dalam 3—4 tahun ke depan. Tahun ini, produksi hibrida SHS diperkirakan 6.400 ton dan tahun depan diupayakan mencapai 9.600 ton. Dan pada 2013, diyakini akan mampu menembus angka 16.000 ton. Saat ditanya keunggulan produknya, “Padi kami produktivitasnya tinggi, genjah, tahan penyakit dibanding hibrida lain. Rasa pulen dan cocok dengan selera lidah orang Indonesia. Cocok ditanam di sawah dan layak komersial,
Selain benih hibrida, pilihan lain adalah benih transgenik (genetically modified organism/GMO). yang tengah bekerjasama dengan mitra dari luar negeri mengembangkan benih manipulasi genetika ini. Rencananya, benih GMO akan diarahkan untuk mempunyai kelebihan dalam efisiensi pemupukan dan resisten penyakitblast. Namun lantaran masih besarnya pro-kontra dan belum siapnya aturan dari pemerintah, jadi benih transgenik belum bisa dilepas secara nasional.

Senin, 01 November 2010

Benih Unggul Padi Sawah



Benih  merupakan kebutuhan pokok bagi petani untuk keberhasilan hasil padinya, tak lepas dari itu, pemakaian benih unggul yang bersertifikat memberikan hasil produksi yang menguntungkan bagi petani, karna begitu besar pengaruh benih terhadap produksi padi itu sendiri, maka saya ingin memberikan sedikit pengetahuan tentang benih unggul padi sawah dan aspek terkait sebagai acuan dalam memilih benih yang baik dan bermutu.
Mengapa menggunakan benih unggul bermutu dan bersertifikat?
• Penggunaan benih yang bermutu menjamin keberhasilan usaha tani.
• Keturunan benih diketahui, mutu benih terjamin dan kemurnian genetik 
   diketahui.
• Pertumbuhan benih seragam.
• Menghasilkan bibit yang sehat dengan akar yang banyak.
• Ketika ditanam pindah, tumbuh lebih cepat dan tegar.
• Masak dan panen serempak.
• Produktivitas tinggi, sehingga meningkatkan pendapatan petani.

Kelas benih yang ditanam penangkar atau produsen benih 

  • Penangkar benih harus menanam benih satu kelas lebih tinggi dari kelas benih yang akan diproduksi. Contoh, kalau penangkar benih memproduksi benih sebar, maka benih yang ditanam minimal harus kelas benih pokok.
  • Benih Dasar (BD), ditandai dengan label putih, dimiliki dan diproduksi oleh Balai Benih Induk (BBI),penangkar benih yang mendapat rekomendasi dari Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB), produsen benih swasta atau BUMN.
  • Benih Pokok (BP), ditandai dengan label ungu, dimiliki dan diproduksi oleh Balai Benih Utama (BBU), penangkar benih yang mendapat rekomendasi dari BPSB, produsen benih swasta atau BUMN.
  • Benih Sebar (BR), ditandai dengan label biru, dimiliki dan diproduksi oleh BBU, penangkar benih atau produsen benih swasta atau BUMN. Kelas benih yang ditanam petani Petani yang menanam padi untuk tujuan mendapatkan gabah konsumsi (untuk digiling menjadi beras) disarankan untuk menggunakan benih sebar (label biru).

Ciri-ciri benih bermutu tinggi
Mutu benih meliputi mutu genetik, mutu fisik, dan mutu fisiologis.
Ciri–ciri benih bermutu adalah:
1. Varietasnya asli.
Benih yang terapung dibuang, sedangkan benih yang digunakan adalah benih yang tenggelam (memiliki berat jenis tinggi). Setelah pemilahan benih dicuci bersih, direndam, diperam dan siap untuk ditabur atau disemai.

2. Perlindungan pada pertumbuhan awal bibit terhadap serangan hama penggerek batang

  • Untuk daerah yang sering terserang hama
  • Benih bernas dan seragam.
  • Bersih (tidak tercampur dengan biji gulma atau biji tanaman lain).
  • Daya berkecambah dan vigor tinggi, sehingga dapat tumbuh baik jika ditanam di sawah.
  • Sehat (tidak terinfeksi oleh jamur atau serangan hama).
  • Benih berlabel Merupakan benih yang sudah lulus proses sertifikasi yang merupakan salah satu bentuk jaminan mutu benih.

Keuntungan menggunakan benih bermutu tinggi

  • Benih tumbuh dengan cepat dan serempak.
  • Bila disemaikan, mampu menghasilkan bibit yang vigorous (tegar) dan sehat.
  • Ketika ditanam-pindah, bibit dapat tumbuh lebih cepat.
  • Pertanaman lebih serempak dan populasi tanaman optimum, sehingga mendapatkan hasil yang tinggi.
Pemilahan benih
Benih dengan berat jenis lebih tinggi, mempunyai mutu fisiologis (daya berkecambah dan vigor) yang lebih tinggi, serta pertumbuhan di lapang yang lebih cepat dan seragam.

Cara pemilahan benih
1. Pemilahan benih dengan air
a. Benih dimasukkan ke dalam wadah yang berisi air dengan volume dua kali volume benih,    kemudian diaduk-aduk sebentar.
b. Benih yang terapung, yang mempunyai berat jenis rendah, dipisahkan dari benih lainnya.
c. Benih-benih yang tenggelam yang dapat digunakan untuk pertanaman
d. Sebelum disemai, benih terlebih dahulu direndam selama 24 jam dan diperam.

2. Pemilahan dengan larutan garam Amonium Sulfat (ZA)
a. Untuk mendapatkan benih yang lebih bernas dengan berat jenis yang tinggi (BJ 1,11 mg/l), pemilahan dilakukan seperti pada butir 1 (pemilahan dengan air), namun yang digunakan adalah larutan pupuk ZA dengan konsentrasi 225 g ZA/l air.penggerek batang, disarankan untuk melaksanakan perlakuan benih dengan pestisida berbahan aktif fipronil. Benih direndam di dalam air selama satu hari, kemudian ditiriskan dan dicampur dengan Regent 50SC (bahan aktif fipronil) dengan dosis 12,5 cc/kg benih sebelum diperam. Perlakuan pestisida ini juga dapat membantu pengendalian keong mas di areal persemaian atau pertanaman awal.